Perbuatan Keji

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadist
Dosen pengampu : M.Hanif, M.Hum.





       Disusun oleh :
Zaky Muhammad Nur                        (23010-15-0086)
Novita Razabiyah                               (23010-15-0088)
Wachid Yoni Afandi                           (23010-15-0093)
Anastasya Nidya Anggraeni               (23010-15-0095)
Endy Wahyu Cahyono                        (23010-15-0109)
Asna Roihana                                     (23010-15-0111)


Program Studi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negri (IAIN) Salatiga
2015











KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Hadist yang berjudul “Perbuatan Keji” dengan tepat waktu . Shalawat serta salam tak lupa pula kami panjatkan  kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang senantiasa ditunggu syafaatnya di hari kiamat.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Hadist yang yang dibimbing  oleh bapak M. Hanif, M.Hum.
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Tegur, kritik, dan saran penulis terima dengan senang hati demi perbaikan dalam pembuatan makalah  selanjutnya. Mohon maaf atas segala kekurangan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.



                                                                                               Salatiga, 9 November 2015                                                                                                                                                             


                                                                                                                   Penulis                                                                                                                                                 









DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                                             i
DAFTAR ISI                                                                                                          ii

BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang                                                                                            1
B.       Rumusan Masalah                                                                                       1
C.       Tujuan Penulisan                                                                                         2
    
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian pebuatan keji                                                                            3
B.     Macam-macam perbuatan keji                                                                    3
C.     Cara menghindari perbuatan keji                                                                5
BAB III PENUTUP
A.      KESIMPULAN                                                                                            7
DAFTAR PUSTAKA                                                                                               8










BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dewasa  ini di zaman modern, zaman yang semakin maju banyak sekali muda-mudi yang melakukan pergaulan bebas. Mereka tidak lagi memperdulikan norma-norma yang ada dan melanggar norma-norma agama. Mereka dengan mudah mengikuti saja arus barat yang menyimpang. Sering kali yang haram dianggap halal begitu juga sebaliknya dan hal kecil yang dilakukan tanpa disadari ternyata termasuk perbuatan keji.
Di era ini, perlu adanya rasa kecintaan dan keingin tahuan terhadap ilmu agama supaya dapat menjadi tuntunan ataupun bimbingan dalam bertingkahlaku sehari-hari guna menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan keji tersebut. Timbulnya rasa kecintaan dan keingin tahuan terhadap ilmu agama akan berdampak positif sekalligus menjadi bekal dimasa  yang akan datang.
Untuk meningkatkan pengetahuan dan pendalaman ilmu agama yang lebih luas serta untuk menimbulkan rasa kecintaan terhadap ilmu agama, sekiranya perlu diadakan kajian mengenai ilmu-ilmu agama tersebut. Maka dari itu, makalah inin disusun dengan tujuan untuk mengetahui tentang ilmu-ilmu agama khususnya tentang perbuatan keji, macam-macam perbuatan keji, serta cara menghindarkan diri dari perbuatan keji

B.       Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian dari perbuatan keji ?
2.    Apa macam-macam perbuatan keji ?
3.    Bagaimana cara menghindari perbuatan keji ?

C.      Tujuan
1.    Mengetahui pengertian dari perbuatan keji.
2.    Mengetahui apa macam-macam perbuatan keji .
3.    Mengetahui bagaiman cara menghindari perbuatan keji.












BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian perbuatan keji
Kata keji terjemahan dari bahasa Arab yakni fakhisyah (فاخشة), menurut bahasa artinya perbuatan atau kejahatan yan menimbulkan aib besar, sedangkan menurut istilah, keji ialah suatu perbuatan yang melanggar susila.

B.       Macam – macam perbuatan keji
1.      Durhaka kepada orang tua
Orang yang durhaka kepada orang tuanya berarti telah melakukan perbuatan keji dan ia akan mendapat hukuman berat di hari kiamat nanti. Bahkan, ketika hidup di dunia pun, ia akan mendapat azab-Nya.
Allah SWT mewajibkan setiap anak untuk berbakti kepada ibu bapaknya. Bagaimanapun keberadaan seseorang di muka bumi tidak terlepas dari peran ibu dan bapaknya. Ibunya yang telah mengandung dan bapaknya yang telah bersusah payah mencari rezeji, tanpa mengenal lelah untuk membiayai anaknya. Allah SWT. berfirman:

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَي وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْلِيْ وَلِوَالِدَيْكَ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ.

“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada orang dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kamu semuanya kembali.”[1]

Rasulullah Saw bersabda :
“Termasuk dalam dosa besar adalah mencaci maki orang  tua sendiri” Para sahabat bertanya : “Bagaimana seseorang mencaci maki orang tua sendiri ? Jawab Nabi: “Dia mencaci maki orang tua orang lain, lalu orang itu berbalik mencaci maki orang tuanya”[2].  

Setiap anak tidak boleh menyakiti kedua ibu bapaknya, baik dengan perkataan maupun perbuatan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahkan, dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa seorang anak tidak boleh mengatakan “ah” , sebagaimana firman-Nya.
وَقَضَي رُبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوْا اِلَّا اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْ هُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا.وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah kepada selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya, jika salah seorang dari keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah mengatakan “ah” (“his”, ”cis”, “uf” dan semacamnya yang sifatnya menghina). Dan janganlah kamu membentak mereka, (akan tetapi) ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, Wahai Tuhanku, kasihanilah mereka sebagimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil. (Q.S. Al-Isra: 23-34)

2.    Berkata keji, jorok dan mencaci maki
Berkata keji, jorok adalah pengungkapan sesuatu yang dianggap jorok/tabu dengan ungkapan vulgar, misalnya hal-hal yang berkaitan dengn seksual, dsb. Hal ini termasuk  perbuatan tercela yang dilarang agama.
Nabi bersabda : 
 “Orang mukmin bukanlah orang yang suka menghujat, mengutuk, berkata keji dan jorok”.[3]

Ada seorang A’rabiy (pedalaman) meminta wasiat kepada Nabi : Sabda Nabi :
“Bertaqwalah kepada Allah, jika ada orang yang mencela kekuranganmu, maka jangan kau balas dengan mencela kekurangannya. Maka dosanya ada padanya dan pahalanya ada padamu. Dan janganlah kamu mencaci maki siapapun. Kata A’rabiy tadi : “Sejak itu saya tidak pernah lagi mencaci maki orang”. [4]
 
Perkataan keji dan jorok disebabkan oleh kondisi jiwa yang kotor, yang menyakiti orang lain, atau karena kebiasaan diri akibat pergaulan dengan orang-orang fasik (penuh dosa) atau orang-orang durhaka lainnya.

C.      Cara menghindari perbuatan keji
1.    Sholat
Shalat adalah ibadah yang sudah diketahui diawali dengan takbir dan ditutup dengan salam. Shalat adalah rukun Islam yang sangat ditekankan setelah 2 kalimat syahadat. Di antara manfaat shalat adalah dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. Al ‘Ankabut: 45).
Perbuatan fahisyah yang dimaksud pada ayat di atas adalah perbuatan jelek yang disukai oleh jiwa semacam zina, liwath (homoseks dengan memasukkan kemaluan di dubur) dan semacamnya. Sedangkan yang namanya munkar adalah perbuatan selain fahisyah yang diingkari oleh akal dan fitrah.
2.    Hendaknya menyadari betapa buruk, hina dan rendah perbuatan keji. Dan hendaknya dia memahami bahwa Allah mengharamkannya serta melarangnya dalam rangka menjaga seseorang terjerumus dalam perkara-perkara yang keji dan rendah sebagaimana penjagaan seorang ayah yang sangat sayang kepada anaknya demi menjaga anaknya agar tidak terkena sesuatu yang membahayakannya.
3.    Merasa malu kepada Allah. Karena sesungguhnya apabila seorang hamba menyadari pandangan Allah yang selalu mengawasi dirinya dan menyadari betapa tinggi kedudukan Allah di matanya. Dan apabila dia menyadari bahwa perbuatannya dilihat dan didengar Allah tentu saja dia akan merasa malu apabila dia melakukan hal-hal yang dapat membuat murka Rabbnya.  Rasa malu itu akan menyebabkan terbukanya mata hati yang akan membuat seolah-olah sedang berada di hadapan Allah.
4.    Senantiasa menjaga nikmat Allah yang dilimpahkan-Nya dan mengingat-ingat perbuatan baik-Nya kepadamu.
5.    Merasa takut kepada Allah dan khawatir tertimpa hukuman-Nya
6. Mencintai Allah karena seorang kekasih tentu akan menaati sosok yang dikasihinya. Sesungguhnya perbuatan keji itu muncul diakibatkan oleh lemahnya rasa cinta.
7. Menjaga kemuliaan dan kesucian diri serta memelihara kehormatan dan kebaikannya. Sebab perkara-perkara inilah yang akan bisa membuat dirinya merasa mulia dan rela meninggalkan berbagai perbuatan keji.
8.  Memiliki kekuatan ilmu tentang betapa buruknya dampak perbuatan keji serta jeleknya akibat yang ditimbulkannya dan juga bahaya yang timbul.
9.    Memupus buaian angan-angan yang tidak berguna. Dan hendaknya setiap insan menyadari bahwa dia tidak akan tinggal selamanya di alam dunia. Dan mestinya dia sadar kalau dirinya hanyalah sebagaimana tamu yang singgah di sana, dia akan segera berpindah darinya. Sehingga tidak ada sesuatu pun yang akan mendorong dirinya untuk semakin menambah berat tanggungan dosanya, karena dosa-dosa itu jelas akan membahayakan dirinya dan sama sekali tidak akan memberikan manfaat apa-apa.













BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Secara umum, zina buka hanya di saat manusia telah melakukan hubungan seksual, tapi segala aktifitas – aktifitas seksual yang dapat merusak kehormatan manusia termasuk dikategorikan zina.
Zina lisan dapat diartikan dengan menyampaikan kata –kata mesra kepada sseseorang yang disertai dengan nafsu birahi. Zina lisan merupakan salah satu bagian dari dosa kecil, namun apabila dilakukan secara terus menerus dan berulang-uang akan menjadi dosa besar.
Hal-hal yang dapat dilakukan agar terhindar dari perbuatan zina lisan yaitu dengan tidak mencintai secara berlebihan, mendalami ilmu agama, tidak bergaul dengan pelaku zina lisan (selektif dalam bergaul), menjaga nafsu dan sebagainya.












Daftar Pustaka
Abdullah, Adz-Dzahabi Abu. 1993. Dosa-dosa Besar. Surabaya : Bina Ilmu.
Abdullah, Fattah Afif. 1993.  Dosa-dosa Menurut Al-Qur’an. Bandung : Gema Risalah Press.
Ahmadi, Abu. 1996. Dosa Dalam Islam. Jakarta : Rineka Cipta.
Syafi’I, Rachmat. 2000. Al-Hadis (Aqidah, Akhlaq, Sosial dan Hukum). Bandung : Pustaka Setia.


[1] Q.S. Luqman: 14
[2] HR. Ahmad
[3] HR. At Tirmidziy
[4] HR. Ahmad



No comments:

Post a Comment